Minggu, 21 Desember 2008

PEMBERDAYAAN PENGURUS KELAS SMPN 1 TAKERAN

Dalam rangka mempersiapkan generasi yang tangguh kepada pengurus kelas 7 dan 8 SMPN 1 Takeran, mengadakan pemberdayaan umat selama 2 hari pada hari Senin dan Selasa tgl 22/23 Desember 2008, sedangkan untuk kelas 9 menguji kemapuannya uuntuk menghadapi UAN.
Tujuannya untuk mempersiapkan anak menjadi pemimpin yang tangguh baik jasmani dan rhokhani serta mempunyai sikap mental yang hebat. Dari segi IQ,EQ,SQ dan FQ memiliki keseimbangan yang relatif bagus untuk menyongsong masa depan yang penuh tantangan.
Dengan misi bangsa kita harus bersih dari korupsi tahun 2025, maka semua sekolah diharuskan menegakkan kejujuran, kedisiplinan dengan penuh keiklasan dalam bekerja.

Jumat, 19 Desember 2008

SMPN 1 TAKERAN TRY OUT

Untuk mempersiapkan anak didiknya dalam menghadapi UAN 2009 SMPN 1 Takeran mengadakan Try Out mulai hari Sabtu 20 Desember 2008, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak dalam menghadapi UAN.
Karena mengedepankan kejujuran maka sejak kelas tujuh anak didiknya dolatih dab dipersiapkan untuk menghadapi UAN. Dengan bimbingan dan tambahan jam pelajaran khususnya Mata Pelajaran yang di UAN kan yaitu Bahasa Indonesia, Inggris, Matematika dan IPA di harapkan setelah kelas sembilan bisa lulus dengan memuaskan.
Dengan pelajaran kejujuran demi masa depan anak bangsa, SMPN 1 Takeran tahun 2008 paling banyak anak yang belum berhasil atau tidak lulus. Namun dibalik itu kami mempunyai kebanggaan tersendiri yaitu mengedepankan kejujuran dari pada harga diri.
mudah-mudahan sekolah kami yang terletak di pinggiran Kota Madiun tetap eksis dan maju untuk generasi mendatang.

Minggu, 07 Desember 2008

REAKTUALISASI PROFIL SEORANG GURU IDEAL IBARAT ARTIS IDOLA

Profil seorang guru ideal adalah ibarat artis terkenal yang sangat digandrungi dan dinantikan kedatangannya oleh penggemarnya yaitu siswa, karena sang artis dapat memberikan pelayanan menarik kepada funnya saat kegiatan pembelajaran berlangsung, dengan keprofesionalannya artis pun mempunyai banyak ide cemerlang dalam penyajian materi.
Oleh: Anik Rofaida Lestari, SPd.MPd
SMPN I Takeran Magetan

Di suatu daerah yang dijadwalkan akan kedatangan sebuah group band terkenal di negeri itu, dapat dipastikan masyarakatnya akan sangat antusias mengadakan penyambutan. Jika yang datang adalah group band idola anak muda maka para remaja dan ABG kota itu sudah kasak kusuk menunggu idolanya. Mereka menunggu dengan penuh kerinduan seolah akan bertemu pujaan hati yang lama dinantikan. Semakin dekat pertemuan makin berdebar, mereka sibuk dengan segala rencana yang akan dilakukan jika bertemu sang pujaan, mulai berjabat tangan, minta foto bersama, tanda tangan sampai dengan peluk cium penuh kecintaan. Mereka rela bersusah payah untuk pertemuan tersebut, loket yang masih tutup terkadang mereka tunggu, antrian panjang dan terik matahari tak dihiraukan bahkan tiket dengan harga selangit dari calo pun diterjang demi kecintaannya pada sang idola. Begitu band pujaan naik panggung, segala rasa tumplek jadi satu, senang, bangga, antusias, berteriak, ikut menyanyi, menari, jingkrak-jingkrak seperti yang dilakukan artis idolanya. Suasana benar – benar menghipnotis, waktu beberapa jam pun tak terasa, dan rasa capek terkalahkan. Jika sudah habis masa pertemuannya mereka begitu kecewa, terharu, berat hati melepas kepergiannya seolah mau ditinggal mati saja.
Itulah gambaran para penggemar terhadap sang artis idola, permasalannya adalah bagaimana jika kondisi seperti itu dapat kita usung dalam dunia pendidikan, dimana guru sebagai sang artis idola dan para siswa adalah penggemarnya. Karena menurut Suryaningsih (2006) pada dasarnya guru adalah sumber daya potensial yang sarat nilai moral dalam melakukan transpormasi ilmu pengetahuan kepada murid – muridnya. Dalam angkatan bersenjata faktor ini disebut “ the man behind the gun.”. Orang – orang militer berpendapat bahwa bukan senjata yag memenangkan perang, tetapi serdadu yang memegang senjata itu. Serdadu tidak akan memenangkan suatu pertempuran apabila tidak menguasai strategi perang.
Guru dituntut memiliki kualitas ketika menyajikan bahan pengajaran kepada subyek didik. Kualitas seorang guru itu dapat diukur dari moralitas, bijaksana, sabar dan menguasai bahan pelajaran ketika beradaptasi dengan subyek didik. Sejumlah faktor itu membuat dirinya mampu menghadapi masalah-masalah sulit, tidak mudah putus asa, frustasi, depresi atau stress secara positif atau konstruktif, dan tidak destruktif.
Ukuran ideal seorang guru tergantung pada kemampuan dan pengalaman intelektualitasnya. Guru harus memiliki “ skill labour ” yaitu tenaga terdidik atau terlatih dengan kebiasaan-kebiasaan baik, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan subyek didik. Guru merupakan figur dalam penyuksesan pendidikan bagi anak didik. Tidak cukup hanya itu saja, bahkan guru dituntut harus memiliki akhlak yang baik. .(Ana Poejiati : 1987)
Muhammad ‘ Abd al – Qadir Ahmad menuturkan “ Banyak siswa yang membenci suatu ilmu atau materi pelajaran karena watak guru yang keras, akhlaq guru yang kasar dan cara mengajar yang sulit. Di pihak lain banyak pula siswa yang menyukai dan tertarik untuk mempelajari suatu ilmu atau suatu materi pelajaran, karena cara perlakuan yang baik, kelembutan dan keteladanan yang indah. Menurut Edy Siswanto ( 2003 ) bahwasannya guru bukan majikan tetapi guru adalah pelayan siswa. Jika kita para guru mendapatkan amanat dari siswa maka kita harus berusaha melayani dengan baik, berusaha menyenangkan, bukan malah minta diperhatikan apalagi mempersulit siswa.
Sosok seorang guru ideal ibarat artis idola yang kedatangannya selalu dirindukan, siswa akan berusaha bahkan rela bersusah payah demi keinginan bertemu dengan guru idolanya. Jadwal pertemuannya masih hari esoknya namun sekarang mereka sudah menyiapkan dan memimpikan kehadirannya. Mereka juga berharap saat pertemuannya guru akan memberikan suatu kesan dan pengalaman bermakna dalam kehidupan mereka melalui kegiatan pembelajaran yang diberikan. Karena menurut Ausubel (1968)“The most important single faktor influencing learning is what the learner alredy knows. Ascertain this and teach him accordingly“. Jadi, agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Dalam hal ini guru dituntut kreatif mencari ide untuk mengaitkan informasi baru yang akan disampaikan dengan konsep yang telah dimiliki siswa secara menarik, menyenangkan bahkan kalau bisa membuat penasaran dan menantang. Sehingga waktu kegiatan pembelajaran mereka sangat tidak berasa bahkan kurang, karena keprofesionalan sang guru mengelola dengan menyajikan berbagai macam metode yang menarik, jika bel tanda akhir pertemuan berbunyi mereka akan mengeluh atau mengerutu karena pertemuannya dengan sang idola belum terpuaskan. Bahkan mereka pun akan berusaha menemui diluar jatah atau jam pelajarannnya, sekedar untuk curhat, menanyakan beberapa hal, atau sekedar cerita-cerita yang membuat mereka dan gurunya tertawa-tawa. Banyak pengalaman yang penulis rasakan dalam perjalanan menjadi guru. Mulai anak yang punya jadwal membolos karena begitu anti patinya pada gurunya, sampai dengan anak yang setiap istirahat berkumpul patungan untuk membelikan jajan, atau merengek ibunya minta bekal yang unik agar gurunya tidak ke ruang guru tetapi berada di kelasnya makan bersama mereka, bercengkerama, bercanda sampai tertawa-tawa dan merajuk, karena guru itu terbiasa melakukan hal tersebut.
Dalam UU no 14/2005 mengenai 4 syarat kompetensi guru, serta rumusan dari komisi khusus ditjend Dikti tentang sosok utuh guru profesional. Di sana tertera yakni guru profesional itu: (1) memahami peserta didik, (2) memiliki kemampuan pembelajaran yang mendidik, (3) menguasai bidang studi, dan (4) mampu mengembangkan kemapuan profesionalnya secara berlenajutan. Persoalannya adalah sudahkan kita memilikihal-hal tersebut? Maka menjadi PR kita bersama bahwa menjadi guru adalah adanya kewajiban untuk selalu meningkatkan mutu diri kita secara berkelanjutan menuju pada sosok guru yang diidealkan oleh semua pihak: siswa, teman sesama, orang tua siswa, masyarakat, dan pemerintah. (Arif .KP.: 2006)
Guru merupakan profesi, yaitu pekerjaan yang menuntut keahlian. Artinya, pekerjaan sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan. Kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah terhadap peserta didik tidak bisa dilakukan sembarang orang, karena untuk melakukan tersebut dituntut keahlian atau kompetensi sebagai guru.
Sebagai profesi, guru harus dapat merebut kepercayaan publik melalui peningkatan kualitas guru dan pelayanan pendidikan dan pembelajaran. Kepercayaan menjadi faktor kunci dalam mengokohkan identitas guru. Seiring dengan upaya tersebut, sebagai profesi guru harus selalu melakukan profesionalisasi yaitu meningkatkan dirinya dan pelayanannya sesuai dengan tuntutan zaman.(Mungin Eddy.W : 2005)
Sungguh akan luar biasa sistem pendidikan di negeri ini, jika hal hal tersebut diatas benar-benar dapat diaktualisasikan . Sudah dapat dipastikan akan tercetak generasi-generasi kebanggaan penuh harapan. Betapa nikmat dan berharganya profil seorang guru ideal, hidup kan sangat berarti, hari-hari khan dipenuhi rasa ingin segera bertemu siswanya untuk mentransfer ilmu yang bermanfaat sebanyak banyaknya, saat kematian akan tersenyum sungging penuh keikhlasan, dan di alam barzah akan terasa sejuk semilir angin spoi manakala ilmu yang bermanfaat di terapkan oleh generasinya bahkan do’a dari siswa selalu terkirim setiap saat karena mereka teringat gurunya setiap kali menerapkan ilmunya. Mungkinkah hal itu terjadi ? Wallohu a’lam bissawab.


REFERENSI

- Edy siswanto, Guru bukan majikan tetapi sebagai pelayan siswa
Media No 06/Th.XXXII/Agustus 2003
- Ratna wilis dahar, Teori-teori belajar
Erlangga 1989
- Arif.kp.Tanggapan Tentang Guru Ideal
http://klinikpembelajaran.com/kp2007/2006/12/04/guru-ideal/#comment-474
- Mungin Eddy Wibowo, Peran Guru Dalam Pasar Bebas
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1005/03/1104.htm
- Ana Peojiati, Sejarah dan Filsafat Sains
Depdikbud, Dirjen Pendidikan tinggi
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan.1987
- Suryaningsih,Alqur’an, Ilmu Dan Filsafat Manusia
www.surya.co.id.
- Harun Yahya, Penciptaan Alam Semesta
Info @ harun yahya.com.

KONSTRIBUSI GURU SAINS IDEAL DALAM UPAYA PENYELAMATAN BUMI

Seorang guru sains ideal mempunyai konstribusi yang tidak sedikit dalam upaya penyelamatan bumi dari segala bentuk kekacauan karena bentuk implementasi ilmu-ilmu sains oleh manusia tanpa peradapan. Melalui penanaman moral dan akhlaq yang luhur saat pentransferan ilmu sains pada peserta didik dapat menghambat nafsu serakah manusia dalam penerapan sains dan teknologi.

Oleh: ANIK ROFAIDA LESTARI, SPd.MPd
SMPN I TAKERAN MAGETAN

Detik-detik sekarang ini dikenal dengan masa runtuhnya berbagai wacana besar. Modernisme sebagai wujud isme krisis kemanusiaan akibat ancaman nuklir, AIDS atau kerusakan sistem sosial yang terus berkembang kepada kekacauan sistem yang telah membuktikan keberhasilannya menjadi penguasa jaman, saat ini terus mengalami goncangan hebat semenjak kritik pedas dari berbagai kalangan akibat efek samping yang mengerikan sehingga terjadinya kerusakan lingkungan.
Di tangan Descartes dan para pengikutnya Fisika yang menjadi Geometris menjelma sebagai bentuk ideologi besar modernisme. Alam di dalam tafsir ala Descartes merupakan sebuah alam yang ‘lansung jadi’ dan tidak memiliki perubahan. Sistemnya tetap,begitu juga elemen pembentuk alam.
Setelah konsepsi Descartes mempengaruhi segala macam kehidupan, termasuk tatanan sosial di tengan Bacon dan Comte, kemudian alam fikiran modern mengenal seorang Lamarck dan Darwin dengan teori evolusinya di bidang Biologi . Walaupun keduanya sejatinya berbeda dalam memaknai proses evolusi, namun konsep evolusi ini merupakan sebuah revisi terhadap konsep ala Descartes yang menganggap alam sebagai sebuah sistem yang tetap. Ternyata ide Darwin ini kemudian mendapat dukungan dari generasai berikutnya, yang kemudian abad modern mengenal Karl Marx yang dikenal sebagai seorang Darwinian Sosial yang menganggap bahwa preses pergantian sosialpun memerlukan seleksi alam, bahkan dihalalkan adanya konflik untuk keluar sebagai pemenang dalam proses seleksi alam.
Melihat proses kelahiran modernisme di atas, bisa dikatakan peran Sains ( atau lebih tepatnya Natural Science) dalam menentukan arah peradaban cukup besar. Dimana para Saintis yang memiliki kompetensi filosofis tersebut ternyata terbukti bisa menggiring sejarah ummat manusia. Begitu juga peran teknologi, dimana ketika Sains memiliki peran besar dalam proses pembentukan wacana besar yang menjadi fondasi ‘kebenaran’, teknologi sebagai bentuk aplikasi Sains memiliki peran besar dalam realitas sosial. Pendek kata, Sains bisa bermain di ‘langit’ dan teknologi bisa bermain di ‘bumi’.(Arifnur :2007).
Menurut Fritjof Capra penentu arah peradaban sebagai berikut:
Budaya runtuh karena kehilangan fleksibilitas. Pada waktu struktur sosial dan pola perilaku telah menjadi kaku sedangkan masyarakat tidak lagi mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah, peradaban itu tidak akan mampu melanjutkan proses kreatif evolusi budayanya. Dia akan hancur dan secara berangsur mengalami disintegrasi.
Dari permasalahan diatas terbukti, pengaruh dominan sainstis dan teknologi ternyata masih sangat dominan untuk menentukan masa depan ummat manusia.Lalu seberapa besar konstribusi seorang guru sains ideal dalam permasalan tersebut?
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu yang tidak lepas dari peranan filsafat. Sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Filsafat telah berhasil mengubah pola pemikiran umat manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris. Perubahan pola pikir tersebut membawa implikasi yang tidak kecil. Alam dengan segala gejalanya, yang selama ini ditakuti kemudian didekati dan bahkan dieksploitasi. Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum alam dan teori ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi, baik dialam jagad raya (makrokosmos) maupun alam manusia (mikrokosmos).
Pada perkembangan selanjutnya ilmu terbagi dalam beberapa disiplin, yang membutuhkan pendekatan, subyek, tujuan dan ukuran yang berbeda antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya. Pada pergilirannya, cabang ilmu semakin subur dengan segala variasinya, namun ilmu yang terspesialisasi itu semakin menambah sekat-sekat antara satu dengan yang lainnya. Tidak hanya sekedar sekat antar disiplin dan arogansi ilmu, tetapi yang terjadi adalah terpisahnya ilmuitu dengan nilai luhur ilmu, yaitu untuk menyejahterakan umat manusia. Bahkan tidak mustahil terjadi ilmu menjadi bencana bagi kehidupan umat manusia, seperti pemanasan global dan dehumanisasi.(Dr.Amsal Bakhtiar).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa satu sisi ilmu berkembang dengan pesat, disisi lain timbul kekhawatiran yang sangat besar terhadap perkembangan ilmu itu karena tidak seorang pun atau lembaga mana pun yang memiliki otoritas untuk menghambat implikasi negatif dari ilmu. Kemajuan yang dicapai eropa di bidang industri dan ilmu pengetahuan sejak renaisance, menghantarkan masyarakat untuk lebih jauh menolak kekuasaan agama secara total yang mengakibatkan pula kekaguman yang berlebihan kepada otoritas sains yang terlepas dari nilai-nilai spiritual keagamaan, dan yang pada akhirnya mencapai puncaknya pada peristiwa pemboman Hiroshima dan Nagasaki pada waktu perang Dunia II ( Suryaningsih ).
Di Indonesia sendiri pada waktu terakhir ini menunjukkan kejanggalan pada fenomena-fenomena alam dimana ilmu pengetahuan manusia belum mampu untuk menganalisa apalagi mengupas bahkan membedahnya. Diantaranya adalah, keluarnya lumpur panas yang entah sampai kapan akan terhenti dan apa yang akan terjadi selanjutnya jika terhenti, tenggelamnya kapal dan hilangnya pesawat yang tanpa meninggalkan bekas apapun bahkan secuil tulang dari ratusan penumpang yang dibawanya, gelombang tsunami yang datang seketika tanpa terdeteksi dan meluluh lantakkan bumi serambi mekah dan sekitarnya .
Di lain sisi implementasi dari ilmu-ilmu sains teknologi yang sadis dan terkadang jauh dari norma pun terjadi, penangkapan hiu yang hanya disayat siripnya kemudian dilepaskan lagi, eksploitasi hutan dengan kalap mata , adu binatang dengan membuat pesakitan agar melakukan yang dimaui manusia, pembangunan tanpa batas yang akhirnya menutup daerah-daerah resapan air, dan masih banyak lagi. Akibatnya adalah berbagai bencana menimpa. Longsor yang mengubur segalanya, banjir yang merendam manusia tanpa mengenal batas usia, parahnya lagi hilangnya beberapa spesies yang hanya tinggal cerita.
Realita di atas adalah tantangan bagi seorang guru sains ideal dalam mentransfer ilmu-ilmu sains. Hendaknya barengilah dengan penanaman akhlak dan moral dalam pentransferan ilmu tersebut. Kurangi kekaguman yang berlebihan pada siswa akan dahsyatnya produk-produk sains dan teknologi yang mana akan menimbulkan ambisi dan keserakahan pada jiwa mereka. Tunjukkan akibat atau sisi negatif yang timbul jika penerapannya tanpa norma. Tanamkan pada jiwa mereka bahwa ilmu dunia hanyalah sebagai pembuktian akan keEsaan dan keMaha Kuasaan Tuhan. Dengan harapan mereka kelak dalam penerapannya masih memperhitungkan kaidah norma, peduli dengan sesama mencintai alam dengan sepenuhnya sebagai bukti kehambaan seorang insan kepada Sang Maha Pencipta. Sekali lagi bahwa para saintis dan teknolog akan tetap menjadi penentu arah peradapan. Ingatlah bahwa tidak diciptakannya jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada Alloh, bukan untuk membuat kerusakan dan pembinasaan. Harapan kita semoga Alloh memunculkan guru-guru sains ideal yang akan membentuk jiwa-jiwa santis dan teknolog yang cerdas namun penuh rasa cinta terhadap bumi yang mereka tempati, dan peduli terhadap sesama makhluk. Amin.

Referensi

- Arifnur, Peranan Sains dan Teknologi Dalam Penentuan Bentuk Peradaban
Baru.
http://oarep.wordpress.com/2007/08/04/peranan-sains-dan-teknologi-dalam-penentuan-bentuk-peradaban-baru/

- Suryaningsih,Alqur’an, Ilmu Dan Filsafat Manusia
www.surya.co.id

GURU IDEAL PEMBIMBINGKU

Biodata
NAMA: FERRY DIAH EKAWATI
TTL:11-02-1992
SEKOLAH: SMPN 1 TAKERAN
ALAMAT: Ds. WADUK

Guru ideal”Guru yang mengajar dengan sistim menyenangkan dan bisa meangaktifkan siswa”. Menurut siswa guru idial guru yang mendorong dan menguasai apa yang di inginkan oleh siswa,diantaranya cara mengajar, memberi kultum setiap masuk kelas, menyenangkan hati siswa.
Sekarang guru yang ideal harus mumiliki banyak ilmu, pendidikan yang tinggi, minimal S1(Sarjana) kalau bisa (Drs/Dra).Guru yang berpendidikan pasti bisa menguasai ilmu yang akan di tularkan kepada anak didiknya. Utamanya guru bisa menyenang kan hati, mengaktifkan siswa, agar anak didiknya merasa nyaman selama berada di sekolah.
Seorang guru haru memiliki banyak ilmu dan wawasan untuk mendidik anak-anaknya. Minimal menguasai ilmu untuk membantu/ mendorong anak didiknya meraih nilai yang baik (berprestasi). Untuk menjadi guru harus bisa memperjuangkan anak didiknya ke masa depan yang cerah.
Guru ideal memiliki cara / trik pembelajaran tersendiri untuk menyenangkan anak didiknya biar tidak jenuh, bisa juga dengan tebak- tebakan (kuis) Untuk menetes IQ anak didik dengan serius tapi santai bisa juga denan teknik- teknik yang lain yang bisa membuat anak-anak semangat dalam belajar.
Guru juga berperan sebagai orang tua untuk anak didiknya di sekolah, dan penuntun anak didiknya bisa belajar aktif, Guru salah satu contoh siswa karena guru membimbing anak didiknya dengan ihlas dan guru bisa meluangkan waktu untuk mendidik, guru tidak kenal lelah membanting tulang untuk anak didiknya untuk berprestasi. Guru harus bisa mengontrol sikap ndan tingkah laku disaat berada di sekeliling anak didiknya karena tinkah laku dan aktifitas guru di contoh anak didiknya.
“Teacher is the best” and hero without sign service.



Biodata
NAMA: FERRY DIAH EKAWATI
TTL:11-02-1992
SEKOLAH: SMPN 1 TAKERAN
ALAMAT: Ds. WADUK

Kamis, 04 Desember 2008

GARDENING

KAKTUS ( CACTUS)
ADALAH: Tanaman berduri

Keunggulan kaktus :
a. Penambah semarak ruangan
b. Penambah asri taman
c. Penyegar acara ditempat berbimtang
d. Peluang bisnis

Karakteristik kaktus
• Berbatabg tunggal, dan jarang bercabang, berbentuk papak, silinder
• Tinggi bias mencapai 15 m
• Jenis kaktus yang popular
- kaktus totol
- kaktus sinterklas
- kaktus peniti
- kaktus spiral
- kaktus uban
- kaktus pagoda
• Bunga kaktus bermahkota berbentuk pipa, warna dan bentuk beraneka ragam :
Kuning, merah, jingga, ungu dll. Bentuk bunga bias oval/ bulat.


Perawatan Kaktus
1. Taruh pada rungan yang sesuai dengan syarat hidupnya, missal cukup cahaya.
2. Penyiraman tidak terlalu sering,
3. Musim kering penyiraman antara 2-3 kali seminggu
4. Media yang terlalu basah tidak usah disiram, bias busuk.

Manfaat Kaktus
1. Bahan sayur
2. Bahan makanan karena buahnya bergizi, bias dibuat sale ( contoh Opuntia megacantha ).
3. Membasmi kutu pengganggu tanaman kopi dan coklat (opuntia elatipr)

Cara pengembang biakan Kaktus
1. Biji dan stek
2. Lahan yg digunakan cukup lahan kering
3. menyiapkan media

Kaktus yang ditanam pada pot kecil tidak tumbuh akar yang panjang karena kebutuhan air sudah disediakan lewat penyiraman.

Memperbanyak kaktus dengan penyambungan ( Grafting)


Media Tanam
Mrp. Komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media yang akan digunakan hrs sesuai dg jenis tanaman yg akan di tanam.
Jenis media tanam yg digunakan atar daerah tidak sama.

A. Bahan Organik
Berasal dari komponen organisme hidup. Bahan organic aakan mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yg dilakukan oleh mikroorganisme. Proses ini akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air(H2O) dan mineral.
Contoh: arang, batang pakis, pupuk kandang, sabut kelapa, sekampadi.

PENGARUH HP PADA SISWA

Karya : Nur Puji Rahayu
Klas : 7A

Banyak orang tua sekarang yang membawa HP. Bahkan anak – anak kecil pun juga membawa. Ada pengaruh positif dan negative . Pengaruh negative bagi anak – anak sekolah antara lain :pada waktu ulangan siswa menyontek lewat HP. Ada yang untuk menyimpan gambar – gambar porno. Karena HP banyak siswa yang meninggalkan belajar. Mereka hanya bermain dan bermain HP. Kalau ada waktu luang mereka bermain Hp.
Banyak orang tua yang bingung kepada mereka . Karena anak – anak meminta HP kepada orang tua. Bahkan ada yang mengancam tidak akan sekolah lagi. Jadi para orang tua pasrah. Karena para orang tua tidak dapat melarang mereka. Para orang tua membelikan apa yang mereka minta.

About This Blog

About This Blog

  © Blogger templates 'Sunshine' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP