Rabu, 26 November 2008

SEKOLAH BERNUANSA PONDOK DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERILAKU ISLAMI SERTA MENGHAMBAT EKSODUNYA SISWA KE KOTA MADIUN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perubahan kurikulum dari 1994 menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 menunjukkan perubahan yang esensial. Perubahan itu salah satunya diakibatkan kurang berhasilnya pendidikan masa lalu. Mutu pendidikan kita rendah, karena mengabaikan : Moral, Akhlak, Budi Pekerti dan Olah Raga serta Life Skill.
Pemerintah sekarang nampaknya betul – betul akan melaksanakan perubahan dengan rencana memasukkan materi kehidupan bebas KKN, yang akan diintegrasikan ke pelajaran Budi Pekerti atau pelajaran lain. Pembentukan watak yang anti korupsi harus dimulai sedini mungkin, sehingga anak betul sadar bahwa akibat korupsi bisa menghancurkan kehidupan negara.
Dari kenyataan banyaknya anak yang ingin sekolah di kota dikarenakan : ingin menikmato Kota Madiun, untuk melanjutkan sekolah di Madiun tidak mengalami kesulitan, bagi yang mampu mereka ingin ke sekolah yang pavorit, dan ke kota Madiun tidak memerlukan biaya karena masih bisa dijangkau dengan bersepeda. Hal ini yang menyebabkan semakin berkurangnya jumlah siswa baru di SMP 2 Takeran.
Dengan kondisi yang demikian kami segenap warga SMP 2 Takeran berusaha dengan segala kekuatan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada SMP 2 Takeran.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang ada, maka penulis mengambil beberapa rumusan maslah :
1. Bagaiman kegiatan keagamaan di SMP 2 Takeran yang bernuansa Podok
pesantren.
2. Bagaiman perilakau siswa SMP 2 Takeran
3. Bagaiman pengaruh kegiatam pondok pesantren di sekolah terhadap perilaku sosial siswa SMP 2 Takeran.
C. TUJUAN
1 Untuk mengetahui sejauh mana program kegiatan SMP 2 Takeran yangbernuansa Pondok Pesantren.
2. Untuk mengetahui perilaku anak SMP 2 Takeran
3. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan SMP 2 Takeran yng bernuansa Pondok Pesantren terhadap perilaku siswa SMP 2 Takeran.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Dari hasil penelitian ini bisa memperkaya khazanah keilmuan dan memberikan alternatif kepada para apakah ada hubungan atara kegiatan pondok pesantren dengan perilaku siswa di smp 2 Takeran Magetan.
2. Secara Praktis.
a. Untuk meningkatkan keprofesionalan penulis karena selain mengkaji kepustakaan juga terjun langsung melakukan penelitian.
b. Meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat sekitar bahwa kegiatan keagamaan di SMP2 Takeran tidak kalah dengan kegiatan di MTSN.
c. Memberikan alternatif kegiatan keagamaan di sekolah untuk program peningkatan nilai keagamaan pada warga sekolah.
E. Penegasan Istilah
Untuk mempermudah dalam memahami judul dalam penelitian ini penulis perlu sekali mempertegas istilah yang ada, yaitu :
1. Program Pondok Pesantren
Adapun program kegiatan SMP 2 Takeran yang bernuansa Pondok Pesantren yang penulis maksud adalah semua program kegiatan yang ada kaitannya dengan Agama Islam (kegiatan Pondok Pesantren) yang diselenggarakan oleh sekolah.
2. Perilaku berarti segala aktivitas, penampilan dan perbuatan individu dalam hubungannya dengan lingkungan.6
Adapun perilaku siswa yang penulis maksud adalah segala tingkah laku atau kegiatan anak (siswa) di SMP 2 Takeran Magetan yang berhubungan dengan sesama manusia dan peraturan di sekolah yang didasari oleh nilai-nilai ajaran Agama Islam.
F. Hipotesa Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Penulis mempunyai anggapan bahwa kegiatan sekolah yang bernuansa pondok pesantren, merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mendidika anak (siswa) agar beraklak mulia, taat pada orang tua dan aturan sekolah, sopan santun, bertutur kata yang baik, menjalin keja sama dengan sesama teman dan warga sekolah dengan ukhuwah islamiah.
Dari uraian tersebut di atas hipotesis penelitian ini terbagi dua :
Hipotesis nol (Ho) : Tidak ada pengaruh yang signifikan
antara kegiatan pondok pesantren dengan
perilaku siswa di SMP 2 Takeran Magetan
Hipotesis Altenatif (Ha): Ada pengaruh yang signifikan antara
kegiatan pondok pesantren dengan perilaku
siswa di SMP 2 Takeran Magetan
G. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP 2 Takeran yang datanya dari pengumpulan studi kepustakaan dan research lapangan serta implementasi program
1. Penentuan Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah seluruh individu yang dimaksud yang dimaksud untuk diselidiki.8. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh siswa SMP 2 Takeran – Magetan. Berdasarkan data yang ada jumlah murid seluruhnya adalah 442 anak.
b. Sampel
Mengingat semua siswa akan melaksanakan program dalam penelitian ini maka sampel dalam penelitian ini adalah juga semua siswa yang ada di SMP Negeri 2 Takeran

BAB II
PERMASALAHAN DAN CARA PEMECAHANNYA
A. MASALAH
Dari kenyataan yang ada bahwa pengajaran Pendidikan Agama di SD dan SMP bahkan di SMA kurang berhasil. Dari segi membaca Alquran banyak anak lulusan SD yang belum bisa menguasainya, bahkan SMP dan SMApun juga ada yang belum bisa membaca.
Ada tiga faktor yang harus segera mendapat perhatian yaitu faktor manusia, sarana dan program atau kurikulum yang ada.
Sumber daya manusia baik siswa maupun guru serta kepala sekolah harus bersama - sama untuk melaksanakan / mengkondisikan sekolah menjadi pendidikan bernuasnsa pondok pesantren.
B. PEMECAHAN MASALAH
1. Sarana
Untuk mewujudkan sekolah itu juga berfungsi sebagai pondok, perlu ada mushola/masjid atau ruangan khusus yang bisa kita gunakan untuk sembahyang bersama, kegiatan yang dilanjutkan kultum baik oleh guru/ustad maupun anak atau santrinya
2. Guru
Setiap akan dimulainya pelajaran guru harus memberikan kultum ( kuliah tujuh menit ). Tidak harus memakai sumber Al Qur’an atau hadist, namun dari kehidupan sehari – hari kita bisa tularkan ke anak sehingga bisa membuat anak menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
Pastikan predikat bahwa “Guru adalah Ustad”.
Dengan demikian peran guru sekarang tidak hanya sebagai fasilitator, namun masih dibebani sebagai profesi Ustad. Sebagi ustad tentunya akan mewarnai pola tingkah laku yang diemban untuk membentuk budi pekerti anak, sehingga sekolah memposisikan sebagai pondok, sedangkan guru jadi ustad dan muridpun berperan sebagai santri.
Bagaimana implementasinya ?. guru tidak kemana-mana, tetapi berada dimana-mana. Untuk mempercepat tujuan membentuk manusia bermoral bagus, berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur, bisa kita integrasikan di setiap pelajaran, namun juga bisa menjadi satu paket mata pelajaran, kita perlu belajar ke pondok pesantren untuk melihat secara langsung bagaiman aspek kognitif serta ketrampilan juga sikap/afektif mereka relatif berhasil.
Guru sebagai ustad dituntut harus bisa memberikan nasehat/kultum/kulim (kuliah lima menit) di awal pelajaran. Kalau semua guru bertindak demikian, ranah afektif secara umum akan mudah dan cepat tercapai. Kultum/kulim bisa sebagai pemanasan yang tidak memakan waktu lama harus ada, namun dampaknya dikelak dikemudian hari generasi itu akan tidak membuat masalah dan bahkan akan memecahkan masalah. Tidak seperti sekarang ini yang cenderung membuat masalah, karena kurangnya perhatian dan pekerjaan, sambil mencari jati diri yang kurang pasti.
Berikan contoh seperti : kalau mau pergi harus pamit dan cium tangan sebelum berangkat, cuci tangan sebelum makan, berdoa sebelum mulai belajar, dsb, dsb, sehingga tidak akan kekurangan materi khotbah. Sedangkan alquran dan hadits sebagai rujukan kulim/kultum memang perlu untuk memantapkan ilmu yang kita berikan. Ada hadis mengatakan “sampaikan walaupun hanya satu ayat”
3. Anak
Anak adalah tumpuhan masa depan bangsa. Kalau kita mempersiapkan sedini mungkin kita orbitkan menjadi anak yang sholeh dan sholehan akan menjadi generasi yang siap memimpin negaranya sendiri dan siap bersaing dengan negara lain
Kondisikan “Siswa ya Santri”
C. Faktor Dominan Menciptakan Suasana Sekolah Bernuansa Pondok
Untuk mengkondisikan suasana yang bernuansa pondok perlu waktu untuk mensosialisasikannya. Sosialisai di kelas sangat membantu mempercepat tujuan yang kita inginkan selain di dalam upacara tiap hari senin.
1. Budaya Jabat Tangan
Jabat tangan atau dua tangan saling berjabatan, agaknya sudah menjadi bahasa universal, yang melambangkan adanya komunikasi batin antara pemilik tangan yang satu dengan pemilik tangan yang lain. Kalau ada orang ketemu dan ingin menjalin komunikasi, jabat tanganlah yang menjadi lambang bertemunya dua hati. Meskipun keduanya tidak saling mengerti bahasa masing-masing, karena ada Ligua franca yang bisa menjembatani. Komunikasi dua hati saling mengandung ucapan, “ Perkenalkanlah aku yang siap menjadi sahabatnu “ ( Jawa Pos, Minggu, 7 Nopember 2004 hal. 5 ).
Budaya jabat tangan antara siswa atau santri jugu guru menjadikan warna kehidupan keluarga besar SMP 2 Takeran. Sebelum masuk kelas dan akan pulang diwajibkan anak untuk berjabat tangan dengan ustad / ustadhahnya sambil cium tangan. Makna dalam jabat tangan, betapa kaya perspektif, dimensi dan kedalaman yang akan berkembang dalam diri seseorang, asalkan dilakukan dengan kejernihan fitrah. Berbeda kalau jabat tangan hanya dilakukan dengan basa – basi, ditandai dengan bibir saling tersenyum tetapi hati saling mencibir, tidak akan menjamin berhembusnya angin perdamaian, kasih sayang antara orang tua dengan anak dan rasa saling bersalah karena berangkat dari kedangkalan rokhani yang hampa makna.
Diharapkan dengan saling jabat tangan, akan timbul rasa kekeluargaan yang erat, sehingga bagaikan yang satu sakit akan terasa semua di masyarakat SMP 2 Takeran.
2. Budaya Mengucap Salam
Salam ( asalamu “alaikum … ) yang terlontar setiap ada pertemuan dua sejoli atau lebih akan menumbuh kembangkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang erat, sehingga akan menimbulkan perasaan damai diantara insan yang berjumpa.
3. Budaya Berdoa dan Membaca Surat Pendek Sebelum Pelajaran
Dimulai.
Sebelum pelajaran dimulai di awal pelajaran diwajibkan untuk berdoa dan dilanjutkan membaca surat – surat pendek Al Qur’an dari juz Amma.
Diharapkan setelah lulus sekolah, anak hafal 38 surat yang ada di Zus Amma.
4. Budaya Membaca.
Ketika diturunkan wahyu Tuhan untuk pertama kalinya, yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, Jibril berkata “Iqro” ( bacalah ). Ma Aqro ? ( tetapi apa yang harus dibaca ? ) tanya Nabi … pertanyaan itu tidak dijawab, karena Allah menghendaki agar beliau dan umatnya membaca apa saja, selama bacaan tersebut “ Bismi Rabikka “ dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan “, perintah untuk membaca adalah langsung diturunkan oleh Tuhan. Membaca adalah awal mulanya suatu ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni dan keberhasilan manusia. Budaya membaca sebelum pelajaran dimulai dan pada waktu istirahat menjadikan icon SMP 2 Takeran. Dengan kebiasaan tersebut akhirnya anak menjadi gemar membaca.
Bagi anak yang belum bisa membaca Alquran disediakan waktu khusus untuk memberikan bimbingan sampai anak lancar membaca.
5. Disiplin dan Bersih
Sekolah kami mengutamakan kebersihan. Dengan moto 3B yaitu Bersih Diri, Bersih Ruangan dan Bersih Lingkungan. Untuk menjadikan anak nyaman dan betah di sekolah, kebersihan harus dijaga bersama. Motto kami “Sekolahku adalah Rumahku ya Sorgaku”
Disiplin juga merupakan keharusan untuk mensukseskan semua tujuan dengan lancar. Harapannya “Disiplin tanpa Diawasi, Kerja Keras tanpa Disuruh”
6. Budaya Bertanya
Malu bertanya sesat di jalan. Mayoritas siswa kita malas untuk mengemukakan pendapat, karena juga diawali takut dan malas bertanya. Budaya bertanya harus segera digalakkan, sehingga anak gemar mengungkapkan pendapat sesuai dengan metode / cara mereka masing –masing.
Di kelas seorang guru harus memberikan kesempatan anak untuk bertanya. Pada awalnya siswa sulit untuk bertanya, dengan kebebasan dan kewajiban bertanya setiap ada tatap muka, diharapkan anak timbul inisiatif untuk gemar bertanya.
7. Sopan Santun
Sopan santun perlu dibudi dayakan, sehingga membentuk pribadi yang santun dalam tutur kata dan sopan dalam tingka laku sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
“Implementasinya pada semua mata pelajaran terutama pada pendidikan Agama, PMP, BK, Bahasa Indonesia, dan pada mata pelajaran budi pekerti.
8. Budaya Tidak Ngerpek/Jujur
Kejujuran adalah perbuatan mulia yang perlu ditumbuh kembangkan pada setiap generasi muda yang akan menggantikan kita di masa yang akan datang. Sedini mungkin anak harus dikondisikan untuk berbuat jujur, perbuatan ngerpek di dunia pendidikan merupakan awal biang keroknya kejahatan.
Budaya malu bertanya saat menjalani ulangan akan menjadikan warna untuk mendidik anak jujur dan mandiri.
9. Kataman
Dalam mempertebal rasa keimanan dan keteqwaan warga sekolah terutama peserta didik minimal sekali setiap tahun mengadakan kataman yang disponsori oleh OSIS dan para relawan yang memang sudah ditunjuk oleh masing-masing seksi keagamaan.
10. Budaya Infak dan Zakat
Dalam meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan dan rasa impati terhadap orang lain yang mengalami serba kekurangan, warga sekolah sadar akan pentingnya memberikan sebagian rezekinya terhadap orang lain sehingga dapat mempertebal iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sentuhan nurani baik di dalam kelas maupun siraman rokhani yang setiap hari bersentuhan dengan anak dan warga sekolah dapat meningkatkan pendapatan infak yang sangat tajam.
Penggunakan zakat dan infak : (1) untuk membantu para peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pembiayaan sekolah, (2) untuk memberikan penghargaan (reward) terhadap anak yang memiliki prestasi membanggakan, (3) membangun dan melengkapi sarana ibadah, (4) membantu sarana sekolah yang sangat perlu.
10. Siraman Rokhani.
Dengan kemanjuan teknologi yang cepat, bisa berdampak positif juga negatif. Ponsel bisa memudahkan komunikasi namun bisa juga untuk bolos dengan anak sekolah lain.
Dengan sepeda motor anak bisa saja ke tempat hiburan dan tempat lain untuk kumpul bersama dengan anak dari sekolah lain, guna melepaskan kepenatan, hura-hura, minuman keras kadang sampai malak/memaksa orang lain untuk dimintai uang dsb.
Sekolah mengantisipasi dengan maraknya kenakalan remaja, berusaha untuk mengetuk hati dengan mengadakan siraman rokhani atau “Tombo Ati” sebulan dua kali. Pendekatan jiwa dengan sentuhan hati diharapkan anak bisa mengendalikan diri sendiri.
11. Kultum dan Sholat Dhuhur berjamaah
Setiap akhir pelajaran sebelum pulang anak diwajibkan untuk sholat dhuhur berjamaah dan diisi kuliah tujuh menit oleh anak secara bergiliran dari perwakilan tiap kelas.
12. Sholat Jumat
Untuk meningkatkan keimanan anak diwajibkan mengikuti sholat jumat berjamaah. Sebelum sholat dimulai bersama-sama membaca Surat Yasin kadang kala juga diselingi hapalan surat yang ada di Buku Zuz Amma’
13. Sholat Dhuha
sholat dhuha adalah sholat sunah pada waktu dhuha (sekitar jam 7 pagi sampai sekitar jam 11 siang) yang dianjurkan untuk dilakukan setiap muslim, agar sukses usahanya. Sholat dhuha minimal dua rakaat dan sebanyak-banyaknya dua belas rakaat. Sabda Rasulullah Saw : “Barang siapa mau mengerjakan sholah dhuha dua belas rakaat maka Allah membangunkan untuknya gedung di surga dari emas” (HR. AT-Tirmidzi).
14. Istighatsah.
Dalam menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN) sering melakukannya baik bersama dengan orang tua maupun para siswa.
15. Pondok Ramadan.
Pondok ramadan merupakan suatu kegiatan rutin yang dilakukan untuk menambah ketakwaan para siswa terhadap ajaran Islam, sehingga diharapkan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
16. Mading Khusus Nuansa Islami.
Pengembangan nuansa Islami tidak hanya menyentuh pada perilaku dan sentuhan jiwa namun juga dituntut untuk mengekpresikan kebolehannya dalam berkarya seni yang dituangkan dalam bentuk : lukisan, kaligrapi, puisi, cerpen yang bernuansa Islami.
17. Hadrah.
Peyaluran talenta anak bisa juga diujudkan dalam bentuk kreasi seni musik Terbang atau hadrah yang setiap hari Sabtu mereka berlatih mengekpresikannya.
18. Sholat Id.
Setahun sekali mengadakan sholat Id dan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban.
19. Peringatan Hari Besar Agama.
Yang biasa dilakukan adalah Maulud Nabi, Isra Mikraj, dan Tahun Baru Islam, peringatan tersebut biasanya diisi dengan berbagai lomba keagamaan dan pengajian.
Program tersebut dengan bersamaan dilaksanakan pada hari sabtu pagi
yang merupakan hari peningkatan dan penelusuran bakat, demi masa
depan anak didik. Selain hari sabtu juga dilaksanaka sesuai dengan situasi
dan kondisinya.

ANALISA TENTANG SEKOLAH BERNUANSA PONDOK PESANTREN DAPAT MENGHAMBAT EKSODUSNYA SISWA BARU
KE MTSN DAN KE KOTA MADIUN
Ketika penulis datang untuk menggantikan jabatan kepala sekolah dari Bapak Sudaryono kondisi siswanya semakin merosot. Dari kelas III berjumlah 212 anak (5 kelas), sedangkan kelas II 142 anak (4 kelas), serta kelas I berjumah 129 dengan (4 kelas). Dengan kondisi demikian maka utnuk menarik kembali kepercayaan yang telah hilang SMP 2 Takeran mengembangkan sekolah bernuansa Pontren (Pondok Pesantren).
Pendidikan agama merupakan benteng untuk mempersiapkan generasi penerus dapat menggantikan generasi tua dengan penuh tanggung jawab serta tahan terhadap segala perubahan global yang semakin cepat. Dalam mempersiapkan anak didik agar mampu berkiprah di amsyarakat dengan cerdas, cakap, berperilaku santun, bijak dan berpengetahuan serta berteknologi tinggi, maka para siswa SMP Negeri 2 Takeran Magetan digembleng bagaikan mereka di pondok pesantren. Dengan pendidikan umum yang mempunyai kelebihan dibidang agama atau istilahnya SEMPIT (SMP Islam Terpadu) di SMP 2 Takeran akan memberikan nuansa Islami yang kuat.
Kehususan dalam pembelajaran pendidikan agama di SMP Negeri 2 Takeran akan berdampak pada tingkat kepercayaan masyarakat sekitar untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Mengingat Kecamatan Takeran merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Maagetan yang berbasis Islami maka SMP Negeri 2 Takeran mengkondisikan dirinya “Sekolah ya Pondok, Guru ya Ustad dan Ustadah serta Murid ya Santriwan dan santriwati”.
Dengan banyaknya kegiatan di bidang Agama Islam yang memang dari seluruh siswanya sementara ini semuanya memeluk Agama Islam, maka program kami perlu sekali memperbanyak dan mengkondidikan nuansa islami.
Nampaknya dari anak sendiri sangat antusias mengikuti program yang telah dicanangkan dan disosialisasikan bersama.
Mengingat masih banyaknya anak disekitar sekolah yang belajar di Kota Madiun, maka semakin termotivasi lagi untuk meningkatkan kegiatan yang tidak hanya berfokus pada agama. Semua bidang kegiatan baik akademik maupun olah raga dan seni, SMP Negeri 2 Takeran dengan penuh percaya diri mengembangkan Lima Program Unggulannya (1. pondok pesantern, 2). Kelas Akademik yang terdiri dari matematika, bahasa Inggris, biologi, fisika dan computera), 3).pusat olah raga dan seni, 4) Teknologi Global. 5) Kisar (kelompok Karya Ilmiah dan Sastra Remaja). akan bisa menghambat laju eksodusnaya anak untuk belajar di MTSN dan masuk ke Kota Madiun.
Dengan usaha SMPIT (Sekolah Menengah Pertama Ilsam Terpadu) dapat menambah jumlah siswa baru yang sangat menggembirakan, yaitu mendapat tambahan 49 siswa baru.
Dengan semakin banyaknya calon siswa baru yang masuk di SMP Negeri 2 Takeran berarti semakin dipercaya lagi oleh masyarakat sekitar untuk menyekolahkan anaknya di SMP Negeri 2 Takeran.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sumber daya manusia yang bermental Arab dan bertehnologi Jerman adalah harapan semua insan manusia.
Mudah – mudahan dengan sekolah yang bernuansa pondok di SMP 2 Takeran dapat menghasilkan :
• Output yang bermoral dan beraklak mulia, serta mandiri yang siap menghadapi tantangan jaman
• Menghambat laju eksodusnya calon siswa baru ke Kota Madiun
• Meningkatkan kepercayaan anak untuk belajar di SMP 2 Takeran
• Mengembalikan partisipasi masyarakat yang semakin berkurang
• Membangun sekolah sehingga kwalitas pendidiknnya bisa dihandalkan
• Memberikan pilihan untuk calon siswa baru tidak masuk ke MTS
• Memberikan solusi yang saat ini pendidikan kita mengabaikan aspek : moral, akhlak, budi pekerti serta seni dan olah raga, juga life skill.
Dengan adanya program pontren diharapkan kerawanan SMP 2 Takeran yang letaknya di pinggiran kota dapat teratasi.
Sangat mengharapkan dengan perubahan kurikulum dari 1994 menjadi kurikulum 2004 (KBK), bisa menjadikan generasi yang mandiri dan berbudaya serta berakhlak mulia.

B. Saran
Keterbatasan seseorang sangatlah wajar,sehingga ide atau gagasan ini masih banyak kekurangan, sehingga mengharap para pembaca yang budiman untuk sudi memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan gagasan yang jauh dari sempurna ini.
C. Harapan
Substansi pendidikan kita mengharap dengan sangat bahwa masa depan bangsa kita akan dipimpin oleh generasi yang berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, berpengetahuan luas dan berteknologi tinggi. Sekolah sebagai tempat pendidikan para calon generasi penerus harus bisa mengembangkan parameter Emotional Quation (EQ), tidak hanya parameter intelligene quation (IQ) dalam mengukur keberhasilan belajar anak. Sesuai denga pendapat Goleman (1998) bahwa temuan para ahli psikhologi menunjukkan kontribusi IQ terhadap keberhasilan seseorang hanya 20 %, sedangkan 80 % yang lain ditentukan oleh faktor-faktor dalam EQ.
Dengan demikian altrnatif pembelajaran di sekolah diharapkan semua bisa mempertimbangkan aspek Emtional Quation.
Sebagai tingkat satuan pendidikan SMP Neger 2 Takeran bisa menyeimbangkan antara Intelegence Quation (IQ), Emotional Quation (EQ) dan Emotional Spiritual Quation (ESQ) dengan program Sekolah bernuansa Pondok pesantren.
Dengan program ini diharapkan sekolah lain untuk mengembangkan kegiatan keagamaan ditempatkan pada porsi yang agak lebih, sehingga antara IQ dan EQ bisa berjalan seimbang.

SEKOLAH BERNUANSA PONDOK
DALAM RANGKA MENINGKATKAN
PERILAKU ISLAMI SERTA MENGHAMBAT EKSODUNYA SISWA
KE KOTA MADIUN
Oleh
Drs. Edy Siswanto
SMP NEGERI 2 TAKERAN
2006

Guru Idolaku

Seorang guru mempunyai peranan yang sangat penting bagi para murid-muridnya. Karena seorang murid akan menjadi senang dan mudah untuk menerima pelajaran jika didukung oleh seorang guru yang menyenangkan atau guru yang ideal. Selain itu juga dengan adanya seorang guru yang menyenangkan kelas akan terasa nyaman dan tentu komunikasi antar siswa dan guru pun akan berjalan baik. Sehingga murid dapat menerima pelajaran dengan sersan (Serius Tapi Santai).
Dari pentingnya seorang guru seperti diatas maka saya dapat menyimpulkan bahwa guru ideal adalah seorang guru yang dapat mencairkan suasana baik di dalam atau di luar kelas dan guru yang dapat mengajar dengan maksimal dan juga dapat meningkatkan prestasi belajar murid muridnya.
Bagi seorang guru ideal tentu akan memiliki ciri-ciri yang tidak dimiliki oleh semua guru yang antara lain:
Memiliki kepribadian yang baik, modal utama untuk menjadi guru faforit tentu dengan memiliki kepribadian yang baik. Karena dengan kepribadian yang baik akan dapat mencerminkan sikap dan prilaku saat beliau mengajar, dan bahkan prilaku beliau dalam kehidupan sehari-hari tentunya semua kegiatan yang beliau lakukan dimanapun akan dilakukan dengan penuh rasa gembira dan penuh senyuman.
Memiliki sikap adil dan bijaksana kepada setiap murid. Adil”

( Kamus besar bahasa indonesia)
Seorang siswa tentu akan merasa senang jika guru mereka bersikap adil dan bijaksana dalam mengajar dan memberi nilai pada mereka. Tentu dengan demikian para murid pun tidak akan merasa dianak tirikan atau dibeda-bedakan antara satu dengan yang lain.
Memiliki metode belajar yang menyenangkan. Belajar tidak harus selalu ada di ruang kelas dengan suasana tegang dan terlalu serius, karena dengan kegiatan belajar mengajar seperti itu dengan terus menerus atau tanpa ada variasi, tentu murid-murid akan cepat merasa bosan. Tapi dengan adanya metode belajar yang bervariasi tidak akan cepat merasa jenuh atau bosan. Maka dari itu tentulah seorang guru ideal pasti akan memiliki metode belajar yang berbeda atau dengan penuh variasi. Dengan contoh antara lain :1.Seorang guru akan mengajak pada murid-muridnya untuk melakukan KBM di luar kelas dengan tujuan agar para murid dapat mengadakan pengamatan secara langsung di alam terbuka.
2.Seorang guru akan mengadakan permainan sebagai metode belajar atau di sebut bermain sambil belajar. Dll
Bisa menjadi guru, orang tua atau bahkan sebagai teman. Selain kedua orang tua kita di rumah, guru juga memiliki peranan sebagai orang tua kita di sekolah. Yang dimaksud sebagai teman disini bukanlah guru yang bersifat kekanak-kanakan atau bahkan murid yang bersifat tidak sopan pada guru. Tetapi sebagai teman disini memiliki pengertian sikap seorang guru yang dapat mengerti curahan hati muridnya,baik dalam hal pelajaran atau bukan dalam hal pelajaran.

PERLUNYA GURU PROFESIONAL DAN BERPENDIDIKAN

Oleh : Agustin

Profesional dalam sistem kerja seseorang telah menjadi andalan ataupun jurus keberhasilan dalam penuntasan competition. Profesional sering kita dengar dari ahli-ahli kerja atau bisnis penting. Sebenarnya setiap pekerjaan, dari ringan sampai berat memerlukan keprofesionalan. Hanya saja orang-orang mengira pekerjaan-pekerjaan penting seperti proyek-proyeksi, bisnis dan kantoran yang memerlukan sifat profesionalpadahal pekerjaan seperti bertani,supir,tambak,nelayan, bahkan pendidikan juga memerlukan sifat profesional.
Pemerintah INDONESIA telah menerapkan progam “wajar dikdas 9 tahun”. Ini berarti INDONESIA benar-benar mengepentingkan dan mengedepankan pendidikan. Oleh karena itu pemerintah terus mengadakan peninjauan untuk pendidikan bangsa lebih maju.
Pada dasarnya timbulnya masalah pendidikan disebabkan oleh niat siswa. Tapi kadang kala permasalahan pada siswa yaitu disebabkan oleh perhatian dan cara mengajar guru. Masalah-maslah bahkan lemahnya pendidikan dapat dicegah dan diatasi, terutama peran penting seorang guru. Jika ada kerjasama antara guru dan murid pastinya ada suatu dorongan yang muncul dari murid-murid.
Guru-guru dapat meningkatkan pengajaran mereka mulai awal pelajaran sampai akhir pelajaran. Umumnya waktu yang singkat dalam pelajaran di sekolah, harus benar-benar dimanfaatkan oleh guru, misalnya guru mengambil praktek-praktek di luar kelas. Guru dapat juga menggunakan alat peraga yang menarik dalam pembelajaran. Atau bisa juga para guru menunjuk satu siswa untuk memeragakan di depan kelas. Sehingga siswa yang lain juga mempunyai ketertarikan untuk mencoba memeragakan.
Metode pembelajaran adalah andalan utama menarik minat siswa. Metode pembelajaran dapat di racik sendiri oleh guru. Misalnya guru mengambil cara bebas dalam belajar. Maksudnya siswa dapat memilih objek-objek dalam praktek. Tak hanya itu saja, pergantian metode belajar juga dapat menarik belajar siswa. Misalnya antara semester satu dengan semester dua memiliki metode yang berbeda. Perganrtian guru dari semester satu kesemester dua juga mempengaruhi perubahan metode pembelajaran. Tak hanya pergantian guru perubahan jadwal pelajaran juga pasti menambah warna-warni belajar siswa.
Guru harusnya memberi contoh yang baik kepada siswa. Penampilan guru sangat penting dalam sugesti siswa. Seorang guru harus memperhatikan penampilan mereka. Apalagi kalau guru berani menaggung biaya bagi siswa yang pandai. Banyak juga siswa yang kurang biaya dalam belajar. Oleh sebab itu guru harusnya memberi keringanan biaya untuk siswa tidak mampu. Sehingga siswa-siswa mempunyai motivasi untuk bersaing dengan siswa lain.Selain cara-cara itu semua yang paling pentig adalah saran siswa. Oleh karena itu sebaiknya sekolah mengadakan pengumpulan kritik dan saran siswa. Kritik dan saran ini harus benar-benar berasal dari siswa.
Dengan perubahan-perubahan sepertiyang telah dilukiskan di atas akan ada kerjasama dan keharmonisan antara murid dan guru. Kedekatan guru dan siswa juga akan menciptakan kehidupan yang benar-benar hidup dalam lingkungan sekolah. Siswa juga merasa lebih nyaman berada di sekolah. Selain siswa dapat banyak teman, siswa juga akan bersaing positif dalam hal belajar. Siswa akan lebih mudah menerima pelajaran dengan mudah, karena selain ada kedekatan batin antara siswa dan guru, juga ada metode pembelajaran yang menarik.

PUISI KITA AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR

Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Dunia pun bagaikan saluran sungai
Yang telah mengguyur seluruh dunia
Menjadikan manusia terombang-ambingkan
Atas dosa-dosa yang dilakukan

Oh, Tuhan …………
Kini kemaksiatan telah menerjang
Kemaksiatan telah merajalela
Di seluruh penjuru dunia

Tak ada caranya
Untuk mencegah kemunkaran
Karena manusia mulai sibuk
Dan tahu aturan

Wahai manusia, bangkitlah
Tegakkan kebenaran Allah
Cegalah kemunkaran
Demi meraih kedamaian

Oh, manusia sadarlah
Kuatkanlah iman
Perbaikilah kesalahan
Demi keselamatan umat manusia
Menjalin persatuan dan kesatuan

About This Blog

About This Blog

  © Blogger templates 'Sunshine' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP