Jumat, 14 November 2008

MAJALAH EKSPRESI 2

Siswa Unggul dan Siswa Keropos
Anda ingin mengetahui siapa siswa yang unggul dan siswa yang keropos, bagaimana seharusnya seorang siswa menggapai cita-citanya? Ikuti dialog berikut!
Kami seorang siswa SMP, siapakah di antara kami yang akan menjadi siswa yang unggul?
Bagus sekali pertanyaan itu. Kelihatannya Anda siswa yang tidak ingin menjadi siswa-siswa pada umumnya, Anda ingin meraih masa depan dengan menjadi siswa yang unggul. Hal itu adalah memang sangat didambakan oleh setiap orang tua, setiap guru, dan harapan besar bangsa ini.
Siswa yang unggul adalah siswa yang memiliki semangat yang tinggi, penuh gairah belajar. Ia berusaha lebih serius dan bekerja lebih keras. Dia harus lebih tekun, rajin, dan berusaha lebih mandiri dalam belajar. Dia tidak menunggu-nunggu keleluasaan, membuang-buang kesempatan, menyia-nyiakan waktu luang.
Siswa yang unggul tidak akan banyak alasan untuk tidak belajar karena tidak punya buku, tidak punya kalkulator, bolpoin lagi habis, pulang kehujanan, bangun terlambat, disuruh membantu orang tua, dan seribu alasan yang lain.
Secara singkat siswa yang unggul mempunyai ciri-ciri apa saja?
Oh, ya..., ya.... Siswa yang unggul seharusnya memiliki 3 ciri, yaitu memiliki hasrat, sikap, dan sigap dalam belajar.
• Hasrat yaitu keinginan siswa dengan niat yang membaja, semangat yang membara, gairah yang menggebu-gebu untuk melakukan konsentrasi sepenuhnya dalam belajar.
• Sikap yaitu tindakan yang peduli, usaha yang nyata, upaya yang teratur dengan rencana yang baik sehingga ilmunya bertambah, pengetahuannya luas.
• Sigap yaitu tangkas dan terampil untuk belajar dan mengikuti pelajaran dengan menggunakan alat atau sarana yang ada dengan hasil yang maksimal.
Berarti jika tiga ciri itu tidak dimiliki oleh siswa, maka apakah dia itu akan menjadi siswa yang keropos?
Menarik sekali istilah siswa keropos yang Anda gunakan. Keropos berarti tidak ada isinya, tidak bernas bagai padi, lapuk bagian dalamnya bagi kayu, berkarat untuk besi. Siswa yang keropos adalah siswa yang tidak berisi, tidak bersemangat, tidak kuat niatnya untuk belajar, tidak berfikir maju dan tidak tertuju pada belajar, tidak belajar dengan terencana.
Siswa yang keropos hanya suka bermain-main saja terhadap pelajaran, suka mengobrol kesana-kemari, bermalas-malas mengikuti pelajaran, semau-maunya masuk sekolah, acak-acakan keadaan bukunya, membuang-buang waktu tanpa manfaat, menghabis-habiskan biaya sekolah tanpa guna.
Siswa yang keropos senantiasa tidak konsentrasi pikiran terhadap belajarnya dan tidak mau menggali ilmu sebanyak-banyaknya, sehingga amat lambat kemajuan belajarnya, sangat rendah prestasi belajarnya.
Secara sederhana, siswa yang keropos hasrat atau niat belajarnya rendah, sikap belajarnya acak-acakan dan tidak terencana, kesigapan belajarnya asal-asalan dan tidak berupaya cara belajar yang efektif.

Bagaimana untuk dapat meningkatkan prestasi dalam rangka menggapai cita-cita.
Ya, ... seperti jawaban pertanyaan Anda tentang siswa yang unggul tersebut. Yang jelas, langkah awal yang perlu segera Anda sadari adalah bahwa belajar dan hidup Anda di sekolah rasakanlah sebagai kebutuhan Anda masa kini dan masa depan. Sekali lagi rasakan sebagai kebutuhan dan bukan sekedar kewajiban.
Anda harus menyadari sekolah adalah wiyata mandala, lingkungan pendidikan seperti halnya lingkungan hidup Anda di rumah. Sekolah memiliki peraturan dan tata tertib. Kita hidup dan belajar di sekolah tidak boleh semaunya sendiri tanpa tahu tata tertib dan tata krama. Tata tertib dan peraturan sekolah bukan untuk menghukum warga sekolah, akan tetapi untuk mengatur kehidupan di sekolah agar lebih tertib.
Suasana sekolah yang tertib akan menciptakan suasana yang damai dan tenang, suasana akan sangat mendukung peningkatan prestasi setiap siswanya. Suasana sekolah yang tertib tidak akan banyak disibukkan dengan permasalahan siswa-siswa yang kurang sadar akan hak dan kewajibannya.
Setiap warga sekolah termasuk Anda para siswa mempunyai hak dan kewajiban. Pemenuhan hak dan kewajiban yang selaras akan mendukung peningkatan prestasi untuk meraih cita-cita.

Apakah hak dan kewajiban yang harus dipenuhi siswa sebagai warga sekolah?
Secara umum setiap siswa mempunyai beberapa hak, yaitu hak untuk:
1) mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;
2) memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya;
3) mengikuti program pendidikan yang bersang-kutan atas dasar pendidikan berkelanjutan, baik yang dibakukan maupun untuk pengem-bangan diri;
4) mendapat bantuan fasilitas belajar, beasiswa atau bantuan lain sesuai dengan persyaratan yang berlaku;
5) mutasi atau pindah sekolah yang sejajar atau yang lebih tinggi tingkatannya sesuai dengan persyaratan penerimaan siswa pada sekolah yang dimasuki;
6) memperoleh penilaian hasil belajarnya;
7) menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang ditentukan;
8) mendapat pelayanan khusus bilamana menyandang cacat.

Sedangkan kewajiban yang harus dipenuhi siswa adalah:
1) ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali siswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2) mematuhi ketentuan peraturan yang berlaku;
3) menghormati tenaga kependidikan;
4) ikut memelihara sarana dan keamanan sekolah yang bersangkutan.
Itulah hak dan kewajiban siswa secara umum. Namun Anda juga harus mengetahui hak dan kewajiban Anda yang lebih rinci. Hal ini dapat Anda baca pada tata tertib sekolah yang biasa ditempel pada dinding kelas Anda. Hal-hal yang belum jelas dari penjelasan tentang hak dan kewajiban siswa ini tanyakan kepada guru Anda! Jangan takut, guru Anda akan senang menjawabnya!
Dengan memperhatikan hak dan kewajiban siswa tersebut, apakah yang menjadi tugas utama siswa?
Siswa merupakan sebutan lain dari istilah pelajar. Pelajar berarti orang yang belajar. Jadi, tugas utama siswa adalah belajar.
Seperti yang Anda katakan, dalam proses belajar seorang siswa harus memperhatikan hak dan kewajibannya. Bukan pada proporsinya jika siswa hanya menuntut haknya, sedangkan kewajibannya diabaikan. Tidak tepat pula semua kewajiban dipenuhinya, sedangkan hak-haknya diabaikan. Atau, hak dan kewajibannya sama-sama diabaikan. Model yang terakhir ini menunjukkan siswa yang semaunya sendiri.
Tidak jarang siswa kurang menyadari akan haknya, pada hal dalam hak itulah sebenarnya tersimpul tugas yang sangat bermanfaat untuk bekal hidupnya. Siswa ... kan..., mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Akan tetapi banyak juga siswa yang senang jika jam-jam pelajaran sering dan banyak yang kosong.
Masih banyak siswa yang belum menyadari bahwa tugas utamanya di sekolah adalah untuk belajar. Masih banyak juga siswa yang belum menyadari bahwa dengan belajar yang teratur dan rajin akan banyak manfaat bagi dirinya.
Agar mudah mengingat dan memahaminya, ringkasnya apa belajar itu?
Wah ..., sulit ini dicari. Anda suka yang ringkas saja. Anda tidak suka yang lengkap dan lebih jelas? Itulah belajar! Anda perlu sabar!
Banyak pengertian yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Tampaknya pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, lebih ringkas dan lengkap. Belajar dapat diartikan sebagai:
• usaha untuk memperoleh kepandaian/ kecerdasan,
• usaha untuk memperoleh ilmu atau wawasan,
• usaha berlatih keterampilan tertentu,
• perubahan tanggapan, tingkah laku, atau sikap yang disebabkan oleh pengalaman.
Belajar sebagai usaha untuk memperoleh kepandaian/kecerdasan, misalnya, dengan Anda senang belajar matematika maka besar kemungkinan lebih mahir, pintar, dan cepat menyelesaikan soal-soal matematika.
Belajar sebagai usaha untuk memperoleh ilmu atau wawasan, misalnya, dengan Anda senang belajar biologi, maka ilmu, pengetahuan, dan wawasan Anda tentang macam-macam makhluk di alam ini akan semakin banyak.
Belajar sebagai usaha untuk berlatih keterampilan tertentu, misalnya, dengan Anda senang belajar bagaimana cara menyolder kabel agar baik, memasah kayu agar rata, menyepak bola agar melambung, dan lain-lainnya, maka besar kemungkinan Anda dapat melakukannya lebih baik dari pada belum berlatih.
Belajar sebagai perubahan tanggapan, tingkah laku, atau sikap yang disebabkan oleh pengalaman, misal-nya dengan Anda membaca buku agama atau bergaul dengan orang lain kemudian sikap hidup berubah karenanya maka itu juga disebut belajar. Bagimana, jelas atau tidak?

Ternyata membuatku semakin penasaran saja terhadap belajar. Bagaimana agar belajar itu lebih mudah, apakah ada prinsip-prinsip dasarnya?
Hebat.... Anda. Benar-benar ingin menjadi siswa unggul dan tidak ingin menjadi siswa yang keropos. Teori-teori belajar Anda kaji agar Anda dapat belajar lebih baik! Bagus sekali itu!
Untuk memudahkan Anda menghafal, ingatlah betul-betul 8 kata pokok dalam rangkaian kalimat berikut ini: " Hasrat dan terpusat bermanfaat secara bertahap sedangkan berlipat, istirahat, dan terap untuk menghambat."
a) Hasrat : belajar memerlukan niat yang sungguh-sungguh, semangat yang membara.
b) Terpusat : belajar memerlukan terpusatnya pikiran atau konsentrasi, pikiran tidak melayang kesana kemari.
c) Bermanfaat : belajar memerlukan kesadaran bahwa yang dipelajarinya suatu saat akan bermanfaat bagi hidupnya.
d) Bertahap : belajar memerlukan kesabaran, perlu mempelajarinya secara bertahap, jangan meloncat-loncat, dari yang mudah, kemudian yang sedang baru yang sulit.
e) Berlipat : belajar tidak cukup sekali, tetapi perlu dibaca berkali-kali, berlipat-lipat agar tidak mudah hilang dari ingatan.
f) Istirahat : belajar tidak bagus dilakukan secara terus-menerus, otak manusia terbatas kemampuannya, istirahat merupakan kesempatan bagi otak untuk menyimpan atau mengendapkan sesuatu uang diperoleh ketika belajar.
g) Terap : hasil belajar perlu diterapkan agar lebih terkesan dalam diri; bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
h) Menghambat : hal-hal yang dapat mengham-bat dalam belajar perlu dihindari dan dihindarkan. Hambatan dari dalam misalnya perasaan takut, benci, malu, marah, dan kesal. Sedangkan hambatan dari luar antara lain lingkungan termasuk kurang layaknya perlengkapan atau sarana belajar.

Faktor apa saja yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar?
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar Anda. Beberapa faktor tersebut jika dilukiskan dalam bentuk skema akan tampak sebagai berikut.
Skema di atas menggambarkan bahwa proses/kegiatan belajar dan hasil belajar Anda sebagai siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1) Siswa
Faktor diri siswa sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. Faktor ini adalah bakat, minat, kemampuan, dan motivasi untuk belajar.
2) Kurikulum
Kurikulum berupa bahan atau materi pelajaran yang dipelajari.
3) Guru
Guru bertugas membimbing dan mengarahkan cara belajar siswa agar mencapai hasil optimal.
4) Metode
Penggunaan metode mengajar oleh guru dan cara siswa belajar juga sangat berpengaruh.
5) Sarana prasarana
Yang termasuk dalam sarana prasarana adalah buku pelajaran, alat pelajaran, alat praktek, ruang belajar, perpustakaan, dan lain-lain.
6) Lingkungan
Lingkungan belajar berupa lingkungan alam (musim, suhu udara, dll.), lingkungan sosial (keadaan masyarakat, pergaulan, dll.), lingkungan budaya (kebiasaan lingkungan terhadap sikap siswa belajar, dll.)
Dari pandangan imtaq (iman dan taqwa), utama manakah antara orang yang pandai dengan orang yang tekun belajar?
Keduanya sama-sama utama, apalagi orangnya pandai lagi tekun belajar, itu yang lebih utama. Akan tetapi kalau disuruh memilih dari dua pilihan tersebut, maka kita perlu berhati-hati dan jeli. Yang perlu Anda ingat adalah orang pandai atau cerdas berbeda dengan orang yang berilmu. Orang yang pandai atau cerdas belum tentu banyak ilmunya karena kurang belajar.
Allah SWT memberikan pahala kepada manusia bukan karena pandainya atau pintarnya, karena kepandaian itu yang memberi Allah. Kepandaian atau kecerdasan itu sewaktu-waktu dapat dicabut oleh yang memberi lantaran terjatuh dan gegar otak, sebab pusing yang bersangatan, karena stres dan lain-lain. Oleh karena itu jangan sombong karena pandai dan mencela yang bodoh.
Manusia itu diberi pahala karena usaha atau ikhtiarnya, meskipun ikhtiar itu belum atau tidak menunjukkan hasil yang memuaskan diri atau orang lain. Ingatlah bodoh atau kurang pandai itu pun bisa berubah sewaktu-waktu jika Tuhan Yang Kuasa menghen-dakinya. Karena tekun dan rajin bisa saja yang bodoh jadi pandai. Punggung pisau itu kalau diasah terus juga akan tajam. Jangan rendah diri, belajarlah dengan tekun!
"Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk tubuhmu (kecantikan atau kegagahan) dan tidak pula melihat harta kekayaanmu. Akan tetapi, Allah melihat hatimu dan amal usahamu" (Al Hadits).
Namun perlu juga kita ingat, bahwa ikhtiar itu ada dua, yaitu usaha lahir dengan bekerja/ belajar dan usaha batin dengan doa. Nabi Muhammad SAW juga pernah mengingatkan kita bahwa orang yang berusaha/belajar saja tanpa berdoa termasuk orang-orang sombong, sebaliknya orang yang berdoa saja tetapi tidak berusaha/belajar maka termasuk orang-orang yang malas. (Red)
CINTA PERTAMA YANG UTAMA
Hakikat Cinta Pertama
dan Cinta Utama
Cinta adalah perasaan. Perasaan tak dapat dilihat oleh pandangan mata. Setiap orang pernah merasakan cinta. Bayangkanlah bagaimana indahnya perasaan seseorang yang sedang mendapatkan kekasih si jantung hati. Alangkah bahagia dan lega hatinya bila berada di samping kekasihnya itu.
Cinta antara sesama manusia, antara suami istri, antara sanak keluarga hanya merupakan cinta yang kecil dan bisa jadi tidak abadi adanya. Sedangkan cinta terhadap Allah merupakan cinta pertama dan cinta utama, sekaligus merupakan cinta kaliber besar, tertinggi dan teragung melebihi segala cinta.
Cinta kepada Allah harus diutamakan dari cinta seseorang kepada yang lainnya. Cinta kepada Allah tidak boleh dinomorduakan, apalagi diletakkan pada urutan terakhir. Seseorang yang tidak mendudukkan permasalahan ini pada tempatnya, maka pada dasarnya ia benar-benar belum paham hakikat hidup dan rasa cinta. Allah berfirman dalam al-Quran.
Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (Qs. At-Taubah 9:24)
Cinta kepada Allah adalah cinta di atas segala-galanya. Barangsiapa yang mendahulukan cinta kepada selain-Nya, maka sebenarnya hatinya telah sakit, jiwa telah kosong, pikirannya tidak sehat dengan pemahaman yang benar.
Pernahkan Anda berpikir? Siapa yang menciptakan Anda dan semua makhluk? Siapa yang memberi rezeki Anda dan semua makhluk? Mau kemana setelah kematian Anda dan semua makhluk? Pernah jugakah anda berpikir? Dapatkah Anda lari dari pengawasan Sang Maha Pencipta alam raya ini.
Pernahkah hati kecil Anda didustai oleh kebenaran dan oleh Allah? Jika hati Anda sendiri tidak berdusta, maka jawabannya adalah kebenaran yang datang dari Sang Maha Pencipta senantiasa bercokol di lubuk hati kita. Hal ini menunjukkan bahwa secara fitrah manusia telah mencintai Allah, Robb semesta alam. Hanya karena godaan dan hawa nafsunya, maka rasa cinta pertama itu tergeser.
Sebaliknya, pernahkah Anda merasa didustai atau dikecewakan oleh kebanyakan manusia? Anda tidak perlu bohong. Banyak manusia yang menyatakan cinta tetapi berdusta. Mengapa Anda letakkan cinta terhadap manusia pada urutan pertama dan secara berlebihan, sedangkan mereka belum tentu memberikan cinta sejati kepada Anda?
Allah telah benar-benar memberikan cinta dan kasih sayang kepada semua hamba-Nya. Mengapa kita mesti mendustakan, atau memposisikannya pada urutan-urutan terakhir? Tidak terbalikkah ini? Semoga cinta kita tidak terbolak-balik dan pada posisi yang benar.
Sebab-sebab Tumbuhnya Cinta
Demikian pula halnya dengan cinta. Cinta kepada seseorang itu tidak akan datang kecuali dengan sebab. Cinta kepada Allah begitu pula adanya. Berikut ini merupakan sebagian di antara sebab tumbuhnya cinta kepada Allah.
1) Mengenal-Nya dengan Benar
Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Agung, lagi Mulia. Allah melihat setiap hamba-Nya, tetapi Ia tidak dilihat oleh mata manusia. Ia mendengarkan setiap perkataan manusia, bahkan yang tersembunyi di dalam hati manusia.
Allah dengan sifat rohman (penyayang) telah memberikan karunia yang besar kepada seluruh manusia, meski manusia itu ingkar. Tak ada manusia yang hidup ini kecuali diberi-Nya rizki. Rezeki datang dari Allah, bukan semata-mata karena usaha manusia. Seberapa besar upaya manusia, tetapi jika Allah belum menghendaki maka rezeki itu belum juga datang. Sebaliknya jika telah dikehendaki-Nya, maka usaha sekedarnya telah mendatangkan rezeki yang besar?
Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Qs. Al-Ankabut 29:60)
Pernahkah kita mencoba memperhatikan alam semesta ini untuk mengenal Allah Sang Maha pencipta? Apakah alam dengan keadaannya yang teratur ini ada dengan sendirinya. Tentu tidak, dan pasti ada yang menciptakan. Itulah jalan untuk mengenal-Nya.
Janganlah Anda berpikir tentang Dzat Allah, tetapi berpikirlah tentang ciptaan Allah. Maka Anda akan mengenal-Nya. Janganlah sekali-kali Anda bertanya, “Seperti apakah atau siapakah Allah?”Jika Anda ingin mengetahui Dzat Allah maka mustahil akan Anda dapatkan karena Allah, memang berbeda dengan dengan segala makhluk.
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Qs. Asy-Syuro 42:11).
2) Membaca dan Memahami Surat-surat-Nya
Sudah biasa, seseorang yang mencintai seseorang dengan membaca banyak surat-suratnya dan dengan begitu terus bertambah cintanya. Mengapa kita belum termotivasi dengan kebiasaan seperti ini? Mengapa kecintaan kita kepada Allah tidak kita tumbuhkan dengan banyak membaca surat-surat-Nya dalam Al-Quran.
Al-Quran bukanlah surat-surat biasa, bukan pula kitab biasa. Ia adalah kalam Allah yang berisi banyak hikmah dan manfaat bagi hidup manusia. Perhatikan dua ayat dalam Al-Quran berikut ini.
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Qs. Al-Baqoroh 2:185)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu (Al-Quran) sebagai pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.(Qs. Yunus 10:57)
Luar biasa, tidak ada satu kitab pun yang dikarang oleh manusia di muka bumi ini yang memiliki manfaat yang begitu besar bagi kehidupan manusia. Tidak juga Anda menemukan sebuah kitab dengan isi yang begitu lengkap membahas seluruh aspek kehidupan manusia, dengan tidak ditinggalkan satu aspek pun.
Alif Laam Raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu,(Qs. Huud 11:1).
Jika dilihat dari segi keindahan bahasanya, Al-Quran merupakan seni sastra yang tiada akan tertandingi keunggulannya, meski telah berusia 15 abad. Adakah kitab dalam tempo 15 abad dengan bahasa yang tetap eksis dan segar dengan kekayaan bahasa yang mampu menggugah hati yang tidur dan terlena. Perhatikan pengakuan para orientalis dan sastrawan manca negara berikut.
“Betapapun seringnya kita berhadapan dengan Al-Quran, mula-mula merasa muak, kemudian tertarik dan merasa kagum, lalu pada akhirnya memaksa kita mengagungkannya. Gaya bahasanya yang sesuai dengan isi dan tujuannya, tegas, agung, mengerikan, dan sungguh mulia. Jadi, Kitab ini akan tetap memberikan pengaruh yang sangat ampuh untuk berabad-abad lamanya, malah abadi sampai akhir zaman.” (Guthe, dikutip dalam T.P. Hugges Dictionary of Islam, hal. 526).
Pernahkah kita yang beragama Islam ini, merasa takjub terhadap Al-Quran karena membaca, lalu mengagungkannya dan mencintai yang berfirman atau berkata-kata? Kita umat Islam mempunyai lima kewajiban terhadap Quran, yaitu:
(1) mengimani dan mengagungkannya;
(2) membaca dan menghafalkannya;
(3) mempelajari dan memikirkan isinya;
(4) mengambil isinya dan menegakannya;
(5) menyampaikan dan menerangkannya.
Dengan itu, akan tumbuh suburlah cinta kita kepada Allah SWT. Akan tenanglah jiwa kita. Akan damailah hidup kita. Akan terbimbinglah perjalanan hidup kita. Sehingga cinta kita kepada Allah tidak akan berbuah lebat. Bukan seperti bertepuk sebelah tangan.
3) Mengingat dan Mendekati-Nya
Seseorang yang telah Anda kenal dengan segala kebaikannya, jika tidak selalu Anda ingat dan tidak Anda dekati, maka sulit rasanya akan menumbuhkan rasa cinta yang mendalam. Jika Anda telah mengenal Allah dengan kekuasaan dan keagungan-Nya, maka hendaklah senantiasa kita ingat. Kita dekatkan hati kita kepada-Nya. Kita akan merasakan semakin cinta kepada-Nya.
Dzikir (ingat) kepada Allah dilakukan dengan hati dan lisan. Dzikir dengan hati, yaitu menghadirkan kebesaran dan keagungan Allah di dalam diri dan jiwa kita secara terus menerus sehingga mendarah daging. Setiap perasaan dan hati tidak terlepas dari mengingat Allah jika hendak melakukan sesuatu.
Dzikir mengingat Allah dapat pula dilakukan dengan lisan, yaitu memuji, menyebut nama dan sifat-Nya secara berulang-ulang. Jika lidah dibiasakan melisankan kalimat dzikir, maka diharapkan bisa menembus dinding hati untuk bersama-sama hati mengingat Allah yang dicintainya.
Dan ingatlah kepada Robb-mu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.{Qs. Ali Imron 3:41)
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (Qs. Al-A’rof 7:205)
Mengingat Allah dengan tidak mengeraskan suara, dengan rendah hati dan rasa takut. Dalam hadistz Qudsi disebutkan pula agar kita senantiasa ingat kepada Allah baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang banyak, ketika sepi atau ramai. Agar kita senantiasa mendekati Allah dengan sedekat-dekatnya.
Aku sesuai dengan dugaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersama dengannya ketika ia ingat kepada-Ku. Jika ia ingat kepada-Ku di dalam hatinya, Aku pun ingat pula kepadanya di dalam hati-Ku. Dan Jika ia ingat kepada-Ku dalam lingkungan khalayak ramai, niscaya Aku pun ingat kepadanya dalam lingkungan khalayak ramai yang lebih baik (banyak). Dan jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku pun mendekat pula kepadanya sehasta. Dan jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, niscaya Aku mendekat kepadanya sedepa. Dan jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya sambil berlari. (HQR. Asy-Syaikhoni dan Turmudzi dari Abu Huroiroh ra.)
Sudahkah alunan dzikir di hati dan di lisan kita mengantar, hati ini semakin cinta dan dekat kepada Allah? Terus menerus melakukannya akan mmenambah semakin cinta dan dekat kita kepada Allah. Rasakah indahnya bercinta terhadap Allah dan selalu dekat dengan-Nya.
4) Mengenang atas Pemberian-Nya
Pernahkah Anda menerima pemberian dari orang yang sangat Anda cintai? Bagaimana perasaan Anda tatkala mengenang pemberian tersebut? Apakah semakin bertambah rasa bahagia dan cinta Anda kepadanya? Jika hati tidak berdusta maka jawabnya adalah ya, betul.
Allah menamai diri-Nya Ar-rohman dan Ar-Rohim, artinya Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah dengan kasih sayang-Nya telah melimpahkan karunia rahmat-Nya kepada seluruh hamba-Nya. Karunia rahmat Allah ada yang tampak oleh mata, tapi ada juga yang hanya dirasakan oleh hati. Karunia rahmat yang dirasakan oleh hati itulah sebenarnya karunia yang bernilai tinggi.
Manusia sering kurang mau mengenang dan merasakan dengan sepenuh hati terhadap pemberian Allah. Pernahkah kita berpikir mengenang pemberian Allah dengan kenangan yang dalam.
(1) Bagaimana jika mata kita sedang sakit atau kita buta? Bagaimana jika kaki dan tangan kita sakit atau dikurangi oleh Allah, satu saja? Bagaimana darah kita terus mengalir dan ginjal kita terus berfungsi? Bagaimana jika si jantung dekatnya yang teratur dan ginjal tidak berfungsi? Sudahkah kita kenang pemberian ini, jika diganti dengan nilai uang?
(2) Bagaimana Allah menciptakan hutan dan tumbuh-tubuhan? Bagaimana jika hutan dan tumbuhan tidak ada? Bagaimana jika udara (oksigen) yang kita hirup setiap saat dihentikan/diambil oleh Allah lima menit saja? Bagaimana jika air yang selalu tersedia dikeringkan oleh Allah dalam waktu lima hari saja? Sudahkah Anda kenang pemberian ini, jika dinilai dengan uang? Berapa Anda harus menukarnya/membeli semua itu untuk seumur hidup Anda?
(3) Pernahkah Anda berpikir dan mengenang, mengapa Allah menciptakan malam dan siang? Bagaimana jika siang itu dijadikan terus menerus dan apa yang akan Anda rasakan? Bagaimana jika malam itu dijadikan terus menerus dan apakah yang akan Anda rasakan? Mungkinkah Anda akan merasa nyaman atau merasakan hidup?
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah". Dia telah menetapkan (mewajibkan) atas diri-Nya memberi kasih sayang. Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan terhadapnya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman.(Qs. Al-An’am 6:12)
Jika manusia ingin menghitung akan karunia dan rahmat Allah, niscaya tiada akan dapat menghitungnya. Dan kenikmatan di dunia ini barulah sebagian kecil dari rahmat karunia yang diciptakan oleh Allah SWT.
Bahwa Allah SWT menjadikan 100 nikmat. Satu nikmat diberikan untuk seluruh makhluk yang hidup di atas dunia ini. dengan rahmat yang satu itulah berkasih sayang semua manusia, binatang, dan jin. Sedangkan 99 rahmat disediakan Allah untuk di alam akhirat nanti. (HR. Muslim dan Ahmad).

0 komentar:

About This Blog

About This Blog

  © Blogger templates 'Sunshine' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP